Perjanjian Giyanti Menyebabkan Kerajaan Mataram Dibagi Menjadi Dua Wilayah Yaitu

Perjanjian Giyanti menyebabkan kerajaan Mataram terbagi menjadi dua wilayah yaitu – Kerajaan Islam Mataram adalah kerajaan Islam terbesar di Jawa. Wilayahnya meliputi hampir seluruh pulau Jawa. Kerajaan Islam Mataram mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo. Pada masa pemerintahan Sultan Agung, Mataram menyerang VOC di Batavia namun gagal. Sepeninggal Sultan Agung, penetrasi politik VOC di Mataram semakin kuat. Akibat campur tangan VOC dan timbulnya perang saudara dalam perebutan tahta pemerintahan, kerajaan Mataram menjadi lemah dan akhirnya terpecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil.

Campur tangan VOC dimulai menjelang akhir pemerintahan Amangkurat I (1645-1677). Terjadi perselisihan antara Paku Buwono II yang didukung Kompeni dengan Pangeran Mangkubumi yang berakhir dengan Perjanjian Gianti pada tanggal 13 Februari 1755 dan Mataram terbagi menjadi dua yaitu :

Perjanjian Giyanti menyebabkan kerajaan Mataram terbagi menjadi dua wilayah yaitu

Setelah perjanjian Gianti dan pembagian kerajaan secara resmi, masih terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Raden Mas Said. Selanjutnya untuk melawan Raden Mas Said dilakukan perjanjian Salatiga pada tanggal 17 Maret 1757 dan isi Surakarta dibagi menjadi dua yaitu :

Peninggalan dari kerajaan Islam Mataram

Pada tahun 1813, Paku Alam menerima bagian dari Kesultanan Yogyakarta sebagai Adipati. Dengan demikian kerajaan Mataram yang dulunya satu, kuat dan sakti pada masa pemerintahan Sultan Agung akhirnya terpecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil yaitu :

Untuk materi lebih lanjut tentang Kerajaan Islam di Indonesia, klik tautan YouTube berikut. Jika bermanfaat, jangan lupa subscribe, like, comment dan share. Berkah Membagi Kerajaan Mataram Menjadi Dua, Ini Isi Perjanjian Gianti, Salah Satunya Memberikan VOC Lebih Menguasai Wilayah Mataram

Pembagian kerajaan Mataram menjadi dua bermula dari konflik dalam keluarga kerajaan, ketika beberapa keturunan Sultan Agung memperebutkan kekuasaan sebagai Raja Jawa.

Ketika terjadi gejolak politik di dalam keluarga kerajaan, VOC, sebuah federasi perdagangan Belanda yang memiliki kepentingan di wilayah tersebut, turun tangan.

Sejarah Kesultanan Surakarta dan Yogyakarta dalam Perjanjian Gianti

Konflik di kerajaan tersebut berakhir dengan ditandatanganinya Perjanjian Giyanti, namun pada saat yang sama perjanjian ini semakin memperkuat kekuasaan VOC.

Baca Juga: Krisis Covid-19 India makin memprihatinkan, ratusan jenazah korban Covid-19 hanyut di sungai, sebut keluarga miskin terpaksa memandikan jenazah

Pada tanggal 23 September 1754, sebuah nota kesepahaman ditandatangani antara Mangkubumi dan VOC, yang menyatakan bahwa Mangkubumi akan menerima setengah dari wilayah Mataram.

Mangkubumi juga menerima setengah dari aset keraton dan diizinkan menggunakan gelar Sultan. Pada saat yang sama, pantai utara Jawa (Pantai) diserahkan dan dikuasai oleh VOC.

Alasan pembagian kerajaan Mataram menjadi 4 kerajaan

Baca Juga: Inilah 8 Mesin Perang Abad Pertengahan yang ‘Aneh’, Termasuk Senjata Pemusnah Massal Pertama di Dunia, Salah Satu Desainnya Muncul Kembali Sejak Berabad-abad Lalu

MoU tersebut juga diterima oleh Paku Buwono III yang menggantikan Paku Buwono II yang telah meninggal dunia.

Baca Juga: Paling Canggih di Asia Tenggara, Kalau TNI Pakai Helikopter Canggih TNI, KKB Papua Ini Pasti Kocak, Egianus Kogoya Takut!

Tujuan utama perjanjian Giyanti adalah untuk membagi wilayah kerajaan Mataram, menjadikan Mankubumi sebagai penguasa setengah dari wilayahnya.

Dampak Perjanjian Gianti terhadap Kerajaan Mataram dan peta politik tanah Jawa

Baca Juga: Selama 2 Hari 2 Malam Polisi Israel Serang Puluhan Muslim Palestina yang Mau ke Masjid Pakai Peluru Karet untuk Granat: “Yahudi Tak Mau Kami Shalat”