Kesesuaian Pelaksanaan Hukuman Mati Dengan Penegakan Hak Asasi Manusia

Kesesuaian penerapan hukuman mati dengan penghormatan terhadap hak asasi manusia – Di satu sisi, hukuman mati dipandang sebagai bentuk penegakan hukum dan pencegah bagi mereka yang melakukan kejahatan yang sangat serius seperti terorisme, pembunuhan atau narkoba.

Di sisi lain, hukuman mati juga dianggap sebagai pelanggaran terhadap hak asasi manusia yang paling mendasar, yaitu hak untuk hidup dan peningkatan taraf hidup.

Kesesuaian penerapan hukuman mati dengan penghormatan terhadap hak asasi manusia

Lalu apa pentingnya penerapan hukuman mati dan jaminan hak asasi manusia? Apakah hukuman mati dibenarkan dalam konteks hukum dan hak asasi manusia?

Evaluasi Dampak Pelatihan Teknis Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA) terhadap Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 65

Dalam perundang-undangan nasional, pidana mati diatur dalam beberapa undang-undang, seperti UU No. 322. UU No. 1 Tahun 1946 tentang KUHP. UU Anti Terorisme no. 15 tahun 2003 35 tahun 2009 tentang narkoba dll.

Pengadilan dapat menjatuhkan hukuman mati pada terdakwa yang telah dihukum karena kejahatan yang membawa hukuman mati.

Namun dalam praktiknya, penerapan hukuman mati di Indonesia masih menghadapi berbagai kendala dan permasalahan, seperti peradilan yang tidak adil, kesalahan penetapan tersangka, penolakan permohonan grasi atau amnesti, kondisi penjara yang tidak manusiawi, serta kurangnya transparansi dan akuntabilitas. hukuman fisik.

Di bawah hukum internasional, hukuman mati juga diatur oleh sejumlah instrumen hak asasi manusia, seperti Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (UDHR) 1948, Kovenan Internasional Hak Sipil dan Politik (ICCPR) 1966, Konvensi. Hak asasi Manusia. Pada tahun 1989, Hak Anak (CRC) dll.

Aspek HAM terhadap penerapan hukuman mati di Indonesia

Secara umum, dokumen-dokumen tersebut mengakui hak untuk hidup sebagai hak asasi manusia yang tidak dapat dicabut atau dilanggar oleh negara manapun.

Menurut Amnesty International, hingga tahun 2020, 54 negara masih mempertahankan hukuman mati dalam undang-undang mereka, dan 18 negara telah mengeksekusi 483 orang.

Hukuman mati telah lama menjadi topik perdebatan di kalangan pengacara, akademisi, masyarakat sipil, dan aktivis hak asasi manusia. Ada beberapa argumen yang sering digunakan oleh mereka yang mendukung dan menentang hukuman mati.

Hukuman mati merupakan bentuk keadilan bagi korban dan keluarganya yang menderita akibat kejahatan yang dilakukan oleh pelaku.

Ilmu Hukum Undangan

Hukuman mati adalah bentuk pencegahan terhadap mereka yang melakukan kejahatan dan mereka yang tidak mungkin melakukan kejahatan serupa atau lebih serius.

Hukuman mati merupakan bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai agama dan moral terhadap kejahatan yang sangat serius dan tidak dapat dimaafkan.